Nahkoda Legendaris Phinisi Nusantara ( Capt. Gita Arjakusuma)

MENYISIR BADAI

Di Laut kita jaya. Sebab, nenek moyangku seorang pelaut demikianlah anak negeri nusantara ini mematri ingatan kajayaan bangsa dengan semboyang dan lagu yang sarat hentakan ketegaran. Fakta ini telah dibuktikan sejak masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit”

Sebuah kisah perjalanan hidup anak manusia yang senantiasa menyuguhkan pesona yang menarik untuk disimak. Gita Arjakusuma, sebuah nama yang melegenda karena suksesnya melayarkan kapal Phinisi Nusantara dari jakarta mengarungi samudera sampai 11.000 Mil Ke Vancouver (Canada Tahun 1986). Sebuah pelayaran seperti mengantarkan diri menjadi mayat dilautan).

Perjalanan sejarah ini menorehkan sekalugus dua catatan besar. Pertama pembuktian akan kejayaan kaum bahariawan dan nenek moyang di negeri kepulauan nusantara ini bukan hal yang mustahil dipelihara dan dijalani dalam kehidupan masa kini sehingga citra bangsa ini terjaga keharuman namanya.

Kedua, keteladanan ini menyimpang banyak pelajaran tidak saja bagi generasi muda saat itu, tetapi generasi muda saat ini dan generasi mendatang. Dengan adanya sosok Gita Arjakusuma kita menjadi tahu akan adanya anak manusia yang berusaha bersahabat dengan lingkungan secara ikhlas, tabah memerankan lakon kehidupan serta ketabahan dan ketegarannya dalam menghadapi rintangan dengan kearifan.

Lewat Judul diatas “Menyisir Badai” Saya mencoba menceritakan pengalaman seorang Laki-laki pemberani yang bernama Capt. Gita Arjakusuma yang berhasil mengarungi lautan dengan menggunakan kapal phinisi dari jakarta (Indonesia) hingga ke Vancouver (Canada), juga suka duka yang dirasakan selama harus beradaptasi dengan lingkungan yang serba tidak menentu.

Gita Arjakusuma adalah seorang pemuda biasa sama seperti pemuda lain pada umumnya yang memiliki cita-cita yang tinggi seperti bintang langit, akhirnya ia diterima sebagai taruna Akademi Angkatan Laut, ia kemudian di didik dan ditempa sampai pada akhirnya dilantik menjadi Letnan Dua. Ayahnya Sueb Ardjakusuma adalah seorang perwira TNI Angkatan Udara berpangkat Letnan Kolonel.
Kehidupan Gita Arjakusuma berjalan sangat mulus sampai pada akhirnya meletusnya peristiwa G-30-S PKI Tahun 1965, Sang Komandan Omar Dani yang dituduh terlibat Gerakan tersebut ditahan dan dijatuhi hukuman mati yang kemudian hukumannya diganti menjadi seumur hidup menyeret Sang Ayah Sueb Ardjakusuma menjadi saksi dalam peristiwa hitam tersebut. Akhirnya Sang Ayah pun di vonis 9 1/2 tahun Hukuman penjara karena telah bersalah bersalah dan ikut serta dalam peristiwa G-30-S PKI. walaupun tidak pernah menginjakkan kaki diruang pengadilan, tidaj pernah bersaksi untuk siapun dan bahkan tidak pernah ada kesempatan unruk membela diri sang ayah Sueb Ardjakusuma sabar menerima dan menjalani hukumab yang dijatuhkan kepadanya.

Sejak saat itu kehidupan Gita Arjakusuma berubah total sang ibu Kartini Sumadidjaja terpaksa harus bekerja keras dalam menghidupi kedelapan anaknya yakni adik-adik Gita Arjakusuma, Gaji sang suami Sueb Ardjakusuma mendadak tidak dibayarkan lagi akibat sang suami menjadi Tahanan Politik (Tapol). Keadaan tersebut membuat  keluarga Gita sangat terpuruk dan harus berjuang mati-matian ada dia dan delapan adiknya bisa bertahan dan melanjutkan hidup.